Pramuka Skada

Menu
  • Home
  • PROFIL
    • VISI MISI
    • SEJARAH
    • PRESTASI
      • TAHUN 2013
      • TAHUN 2014
      • TAHUN 2015
      • TAHUN 2016
      • TAHUN 2017
      • TAHUN 2018
      • TAHUN 2019
  • STRUKTUR
    • MABIGUS
    • PEMBINA
    • DEWAN AMBALAN
      • TAHUN 2013/2014
      • TAHUN 2014/2015
      • TAHUN 2015/2016
      • TAHUN 2016/2017
      • TAHUN 2017/2018
      • TAHUN 2018/2019
      • TAHUN 2019/2020
  • GALERI
    • FOTO
    • VIDIO
  • REGISTRASI
    • REGULER
      • TAHUN 2018/2019
      • TAHUN 2019/2020
    • SANGGA INTI
    • UNIT SAKA DEWAN KERJA
    • LAPORAN KEGIATAN UNIT SAKA DEWAN KERJA
    • KOTAK PESAN REGISTRASI
  • IOS
    • MATERI
      • KEPRAMUKAAN
      • NON KEPRAMUKAAN
    • TIPS TRIK
  • KEGIATAN
  • UNIT
    • JURNALISTIK
    • BANK SAMPAH
    • WIRA USAHA
  • LINK
    • KWARTIR NASIONAL
    • KWARTIR DAERAH
    • KWARTIR CABANG
    • SMKN 2 PURWOKERTO
  • UNDUH
    • SK PP
    • GUGUS DEPAN

Saturday, 17 February 2018

Peran Masyarakat Dalam Penanganan Bencana

 Pramuka Skada     20:19     NON KEPRAMUKAAN     No comments   

Peran Masyarakat Dalam Penanganan Bencana

Bencana merupakan kejadian luar biasa yang menyebabkan kerugian besar bagi manusia dan lingkungan dan diluar kemampuan manusia untuk dapat mengendalikanya, disebabkan oleh faktor alam atau manusia atau sekaligus oleh keduanya. Bencana dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bencana alam dan bencana sosial. Yang termasuk lingkup bencana alam adalah gempa (tektonik dan Vulkanik), tsunami, kekeringan, banjir, dan longsor. Sedangkan bencana sosial biasanya mencakup kejadian konflik, wabah penyakit, bencana teknologi, dan kebakaran. Baik bencana alam maupun bencana sosial telah, sedang, dan pasti terjadi di Indonesia mengingat kondisi geografis, geologis, dan sosial (demografis, idiologis, dan sosiologis) di Indonesia sangat rentan untuk terjadinya bencana.

Penanganan bencana mencakup aspek mitigasi bencana (pencegahan), emergency saat terjadinya bencana, dan aspek rehabilitasi. Penanganan emergency targetnya adalah penyelam atan sehingga risiko tereliminir. Sedangkan rehabilitasi merupakan upaya mengembalikan pada kondisi normal kembali.

Dampak bencana yang ditimbulkan dapat berupa kematian masal, terganggunya tatanan sosiologis dan psikologis masyarakat, pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, keterbelakangan, dan hancurnya lingkungan hidup masyarakat.. Begitu besarnya risiko yang ditimbulkan oleh bencana ini, maka penanganan bencana menjadi sangat penting untuk menjadi perhatian dan tugas kita bersama. Tanpakebersamaan, sangat sulitlah kita untuk mampu mengatasi dampak bencana. Karena pada kenyataanya, tidak ada satu pihakpun yang paling mampu menangani dampak bencana ini.

Sisi Positif bencana

1. 1.Bencana mampu menggerakan solideritas masyarakat secara massive dan spontan dengan kesadaranya sendiri.
2. Bencana mampu menggugah kesadaran sosial dan nilai-nilai dasar kemanusiaan secara universal.
3.Bencana menjadi satu-satunya kejadian dimana masyarakat tanpa diminta, langsung menunjukkan partisipasi dan pengorbanannya.
4. Bencana dapat membangkitkan semangat kreatifitas masyarakat, sehingga sangat mungkin akan menghantarkan pada kejayaan.
5. Bencana dapat memupuk kebersamaan antar pihak, walau sesaat.

Peran Masyarakat
Dalam penanganan bencana peran masyarakat menjadi elemen yang paling penting. Karena kekuatan pemerintah semata sangatlah kecil jika dibandingkan dengan tantangan yang begitu besar. Peran masyarakat dalam penanganan bencana dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk : relawan lapangan dengan menyumbangkan tenaga dan keahlian, mobilisasi dana, dan akses fasilitas.

Relawan
Dalam penanganan emergency bencana, relawan mempunyai posisi dan peran yang sangat penting. Oleh karena itu relawan bukan sekedar sebuah kekuatan alternatif, tetapi menjadi alternatif utama. Tentu ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi relawan emergency bencana. Yang terpenting adalah kekuatan fisik dan keahlian. Fragmentasi keterlibatan relawan dalam penanganan bencana adalah sebagai berikut :


1. Relawan sebagai donatur. Sesungguhnya masyarakat yang mendermakan dananya untuk membantu korban bencana, maka sejatinya iapun adalah relawan. Dana bahkan menjadi hal yang sangat penting untuk mendukung hasil maksimal penanganan bencana.

2. Relawan sebagai penyumbang tenaga dan keahlian. Termasuk dalam kelompok ini adalah ahli evakuasi, ahli medis, jurnalis, ahli gizi, juru masak, tukang bangunan, psikolog, guru, seniman, dan lainya yang secara sukarela turun langsung membantu korban bencana di lapangan.

3. Relawan sebagai penyedia fasilitas yang diperlukan dalam penaganan bencana. Misalnya ada relawan yang menyediakan sarana transportasi, menydediakan rumah atau kantornya untuk dijadikan markas posko kemanusiaan, dll.

Kepemimpinan dalam Penanganan Emergency Bencana
Salah satu syarat sukses penanganan emergency bencana adalah kepemimpinan. Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan adalah kebingungan, kehancuran, kerugian, dan malapetaka. Kepemimpinan yang dimaksud tentu selayaknya dari unsur pemilik otoritas (pemerintah) . Keberhasilan semua elemen masyarakat dalam kancah bencana sangat tergantung keberadaan pemimpin. Namun justru hal inilah yang biasanya menjadi titik lemah penanganan bencana di Indonesia, termasuk kasus penanganan gempa dan tsunami di NAD khususnya pada saat-saat awal kejadian bencana. Kepemimpinan dalam penanganan emergency bencana haruslah mampu dengan cepat, tepat, dan berani mengambil keputusan, bersikap tegas, menjalankan sistem instruksi bukan diskusi.

Manajemen Logistik
Hal- hal penting yang harus diperhatikan dalam penanganan logistik bantuan :
1. Pengadaan logistik bantuan harus sedapat mungkin berdampak pada pemberdayaan ekonomi lokal. Caranya adalah membeli logistik bantuan dari pelaku ekonomi lokal, khususnya para pelaku ekonomi menengah bawah.. Ini akan mendorong perputaran ekonomi lokal menjadi stabil. Strategi seperti ini sangat efektif dan efesien karena selain memungkinkan bisa cepat tiba di lokasi bencana, kita juga tidak direpotkan oleh ribetnya masalah transportasi.
2. Ragam logistik bantuan terutama untuk makanan dan sandang, hendaknya menyesuaikan dengan kultur yang berlaku di masyarakat korban bencana. Sebagai contoh, ternyata masyarakat Aceh tidak menyukai ikan sarden yang diawetkan. Kebanyakan pengungsi menukarnya dengan barang lain dengan para pedagang. Atau karena tidak segera dikonsumsi, banyak sarden yang menjadi kadaluarsa. Berdasarkan pengamatan kami di lapangan, ikan asin lebih mereka sukai daripada sarden. Dan ikan asin dengan mudah bisa dibeli dari para nelayan Aceh.
3. Makanan memenuhi standar gizi. Korban bencana yang umumnya menghuni barak-barak penampungan alakadarnya, tentu menyebabkan keadaan fisik mereka sangat rentan. Oleh karena itu pilihan logistik makanan yang tidak mempunyai nilai gizi maksimum bisa menyebabkan malapetaka bagi korban. Data menunjukkan bahwa wabah penyakit dan kematian korban bencana banyak terjadi justru setelah mereka mengkonsumsi makanan yang tidak bergizi secara terus menerus. Mie instan misalnya bukanlah pilihan logistik yang aman untuk dikonsumsi secara terus menerus oleh pengungsi korban bencana.

4. Pakaian yang diberikan sesuai kebutuhan dan tetap memperhatikan martabat korban sebagai manusia.

Menggerakan elemen lokal dalam penanganan bencana
Dalam menangani dampak bencana, baik pada tahapan emergency maupun tahapan rehabilitasi, sebaiknya menggerakan elemen lokal sebagai sumberdaya utama sepanjang itu masih dimungkinkan. Bahkan bisa menggerakan sebagian dari korban bencana itu sendiri. Dalam hal ini misalnya kebutuhan tenaga relawan lapangan bisa merekrut SDM lokal. Untuk menggerakkan elemen lokal tidaklah sulit, karena pada hakekatnya semua program yang kita ingin lakukan adalah kebutuhan mereka. Artinya menjadikan elemen lokal termasuk korban sebagai subjek, bukan objek. Prinsip ini akan jauh lebih maksimal hasilnya karena elemen lokal dan korban akan merasa memiliki terhadap program yang kita jalankan.

Penutup
Bekerja menangani bencana adalah bekerja yang sulit. Karena tidak ada yang benar-benar mampu mempersiapkan untuk kerja-kerja yang unpredictable. Sungguhpun demikian, mengadakan persiapan jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Oleh karena itu jika kita ingin menjadi masyarakat dan bangsa yang selalu siap menghadapi tantangan bencana, maka belajarlah tanpa henti dari banyak bencana yang telah terjadi.

#DKDJATENG
  • Share This:  
  •  Facebook
  •  Twitter
  •  Google+
  •  Stumble
  •  Digg
Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Newer Post Older Post Home

0 komentar:

Post a Comment

jika ingin berkomentar mohon untuk :
1. tidak berkomentar yang mengandung sara
2. tidak menambahkan link aktif
3. tidak untuk berjualan online/promosi produk

MEDIA SOSIAL

Facebook  Instagram Youtube

YouTube

KONTAK PESAN WEBSITE

Name

Email *

Message *

INFO

SELAMAT KEPADA DEWAN AMBALAN ANGKATAN 29 YANG BARU SAJA DILANTIK,SEMOGA BISA MENGEMBAN AMANAH DENGAN BAIK,,,,,TERIMAKASIH KEPADA DEWAN AMBALAN ANGKATAN 28 YANG TELAH SELESAI DALAM MENGEMBAN AMANAH .....SKADA JAYA....SKADA JAYA....SKADA LUAR BIASA...SATU KATA BISA,,,,

Agenda

1. Recrutmen Sangga Ksatria Perwira Tunggal 2. PCP tahun 2018

Popular Posts

  • PENJELASAN POIN 14 SKU PENEGAK BANTARA
    14.        Dapat menjelaskan bentuk pengamalan  Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dapat menjelaskan bentuk pengamalan  Pancasila da...
  • SK dan PP Gerakan Pramuka
    NO NOMOR KWARTIR NASIONAL TENTANG LIHAT LINK 1 UU...
  • 10 Perbedaan AD ART tahun 2018 dengan AD ART Tahun 2013
    Salah satu hasil   Musyawarah Nasional (MUNAS) X   Gerakan Pramuka tahun 2018 yang diselenggarakan di Kendari, 25-29 September 2018 adalah ...
  • MATERI SKU PENEGAK BANTARA
    Materi SKU Pramuka Penegak Bantara Materi Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka Penegak Bantara terdiri atas 23 nomor ujian. Berbeda denga...
  • SANDI UBALOKA
    SANDI UBALOKA Tapak-tapak kaki suci sebagai tengara, Ganda jasad sebagai harum kesuma, Seonggok benda bermakna selaksa arti, ‘tuk tem...
  • RUKUN IMAN DAN ISLAM
    RUKUN IMAN Dalam agama islam dikenal dua pilar penting yang menjadi pedoman hidup bagi seorang muslim, yaitu Rukun Iman dan Rukun Isla...
  • P3K
    KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN 1.               Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah ...
  • BIODATA ANGGOTA PRAMUKA SMKN 2 PURWOKERTO
    KETENTUAN MENGISI BIODATA  1. KLIK FORM BIODATA SESUAI TAHUN AJARAN saat ini 2. ISI DENGAN BENAR 3. MENGGUNAKAN HURUF BALOK / KAPITAL 4....
  • ARTI BAGDE JATENG
    Arti badge (lencana) Kwartir Daerah Jawa Tengah. Badge atau logo atau lambang atau lencana Kwartir Daerah Jawa Tengah merupakan salah satu b...
  • APA ITU CHECKLIST
    Yang dimaksud dengan checklist didalam kegiatan berkemah adalah daftar kelengkapan dan perlengkapan perorangan maupun regu. Biasakanlah me...

Categories

  • KEPRAMUKAAN (19)
  • ISO (14)
  • NON KEPRAMUKAAN (8)
  • PRESTASI (6)
  • DEWAN AMBALAN (4)
  • STRUKTUR (4)
  • IoS (2)
  • MATERI (2)
  • sk dan uu (2)
  • GUGUS DEPAN (1)
  • KEGIATAN (1)
  • UNDUH (1)

POLLING

Apa yang kamu sukai dari Blog ini?
Tampilan
Konten
Kegiatan
Online Surveys in Minutes | Survey Maker

WEBSITE

Official Media Ambalan Gatot Soebroto & S.K. TrimurtI Gugus Depan Banyumas 02.0557-02.0558 pangkalan SMK Negeri 2 Purwokerto

Copyright © Pramuka Skada | Powered by